Kamis, 17 November 2011

15 Ilmuan Islam Terkenal

Islam tidak hanya mendalami ilmu pengetahuan agama, akan tetapi juga ilmu sains yang berguna dalam kehidupan manusia. Marilah kita simak jasa para tokoh ilmuan dalam mengembangkan agama islam.

1. Abu Hasan Al Asy'ari (pengembang ilmu tauhid)
Abu Hasan Al Asy'ari lahir di Baghdad tahun 873 M. Ajaran Abu Hasan Al Asy'ari dikenal dengan paham Asy'ariah yang merumuskan sifat wajib Allah sWT. Dimana sifat wajib Allah terdiri dari 13 (wujud=ada, qidam=dahulu, baqa=kekal, mukhalafatul lilhawadis=berbeda dengan makhluk, qiyamuhu binafsihi=berdiri sendiri, wahdaniyat=esa, qudrat=berkuasa, iradat=berkehendak, ilmu=berpengetahuan, hayat=hidup. sama'=mendengar, bashar=melihat dan kalam=berfirman).  ditambah dengan 7 sifat maknawiyah (qadiran=yang berkuasa, muridan=yang berkehendak, 'aliman=yang berilmu, hayyan=yang hidup, sami'an=yang mendengar, basiran=yang melihat dan mutakalliman=yang berfirman), sehingga menjadi 20 sifat wajib bagi Allah swt.

2. Imam Hanafi (pengembang Ilmu Fiqih)
Imam Hanafi mempunyai nama lengkap An Nukman bin Tsabit. Lahir tahun 700 M di Kufah, Irak. Ajarannya dalam ilmu fiqih adalah selalu berpegang pada Al-Qur'an dan hadis. Beliau tidak menghendaki adanya taklid dan bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam Al Qur'an dan hadis. Dalam menetapkan hukum fiqih beliau bersumber pada Al Qur'an, hadis, qiyas dan ihtisan.

3. Imam Maliki (pengembang Ilmu Fiqih)
Imam Maliki mempunyai nama lengkap Abu Abdillah Malik bin Annas. Lahir di Madinah tahun 716 M. Dalam menetapkan ilmu fiqih, beliau berpedoman pada Al Qur'an, hadis, ijma sahabat, dan kemaslahatan urf (adat) penduduk Madinah.

4. Imam Syafi'i (pengembang Ilmu Fiqih)
Imam Syafi'i mempunyai nama lengkap Muhammad Ibnu Idris bin Abbas bin Usman Asy Syafi'i. Lahir di Palestina tahun 767 M. Menurut riwayat, beliau telah mahir membaca dan menulis Arab pada usia 5 tahun. Pada usia 9 tahun, beliau telah hafal Al Quran 30 juz. Pada usia 10 tahun, beliau sudah menghafal hadis yang terdapat dalam kitab Al Muwaththa karya Imam Malik. Di usianya yang 15 tahun, beliau lulus dalam spesialisasi hadis dari gurunya Imam Sufyan bin Uyaina, sehingga beliau diberi kepercayaan untuk mengajar dan memberi fatwa kepada masyarakat dan menjadi guru besar di Masjidil Haram, Mekah. Dalam menetapkan ilmu fiqih, Imam Syafi'i berpedoman pada Al Qur'an, hadis, ijma' dan qiyas.

5. Imam Hambali (pengembang Ilmu Fiqih)
Imam Hambali mempunyai nama lengkap Ahmad bin Hambal Asy Syaibani. Lahir di Baghdad tahun 855 M. Dalam menetapkan hukum fiqih, Imam Hambali berpedoman pada Al Qur'an, hadis, dan fatwa para sahabat.

6. Imam Al Ghazali (Pengembang Ilmu Tafsir, Akhlak, fiqih dan filsafat)
Imam Ghazali mempunyai nama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali. Beliau lahir di Iran tahun 1058 M. Karena keluasan ilmunya, beliau mendapat gelar Hujjatul Islam.

7. Ibnu Sina (Pengembang Ilmu Kedokteran, filsafat)
Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Husayn bin Abdullah Ibnu Sina. Lahir di Bukhara, Uzbekistan tahun 980 M. Pada usia 10 tahun, beliau sudah hafal Al Qur'an. Pada usia 16 tahun, beliau sudah menguasai ilmu biologi dan ilmu kedokteran. Saat usianya 17 tahun, ia dipanggil penguasa untuk mengobatinya sampai berhasil sembuh.

8. Al-RAzi (Pengembang Ilmu Kedokteran)
Al-RAzi mempunyai nama lengkap Muhammad ibn Zakariyā Rāzī. Lahir pata tahun 865 di wilayah Ray, Iran.
Al-Razi dijuluki sebagai ilmuawan kedokteran setelah Ibnu Sina. Penelitiannya yang mutakhir tentang berbagai penyakit, di antara banyak hal yang dilakukannya adalah mendapatkan penawar penyakit cacar dan campak.
Dia juga dikenal sebagai ilmuan yang berhasil mengembangkan ilmu kimia dan orang pertama membuat jahitan di perut dengan benang diperbuat daripada serat
Setelah melakukan pengobatan terhadap pasien yang menderita penyakit dan dianggap berkompeten di bidang medis, al-Razi di angkat menjadi direktur di sebuah rumah sakit megah yang berada di wilayah Ray dan Baghdad.

9. Al Farabi (Pengembang ilmu filsafat)
Al Farabi mempunyai nama lengkap Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi. Ia lahir di Wasij, sebuah desa di Farab wilayah Kazakhstan, pada tahun 870. Ia adalah keturunan Turki dandikenal sebagai guru kedua dari Aristoteles yang mencoba mengkombinasikan ide atau pemikiran-pemikiran Yunani Kuno dengan pemikiran Islam untuk menciptakan sebuah negara pemerintahan yang ideal (Negara Utama).
Al-Farabi telah mengembangkan ilmu sosiologi dan dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat musik.

10. Al Biruni (pengembang ilmu Fisika dan Astronomi)
Al Biruni mempunyai nama lengkap Abu Raihan Muhammad ibn Ahmad Al Biruni. Lahir padatahun 973 M di Kath (Kiva sekarang). Sebuah kota di sekitar wilayah aliran sungai Oxus, Khwarizm (Uzbekistan).
Al-Biruni pun dinobatkan sebagai ‘Bapak Indologi’ — studi tentang India, antropolog pertama yang mengkaji dan mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.
Dia juga dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’, dimana beliau berhasil meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi.
Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti; fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi, matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat dikagumi para muridnya.

11. Jabir ibn Hayyan (Pengembang Ilmu Kimia)
Jabir in Hayyan mempunyai nama lengkap Abu Abdullah Jabir ibn Hayyan Al Kufi As Sufi. lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750.
Pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad, Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.


12.Al Khawarizmi (Pengembang Ilmu Matematika)
Al Khawarizmi mempunyai nama lengkap Muhammad ibn Musa Al Khawarizmi. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan)
Al Khawarizmi dikenal sebagai Bapak Aljabar. Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat. Beliau memperkenalkan Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12.


13. Al Mas'udi (Pengembang Ilmu Geografi dan Sejarah)
Al Mas'udi mempunyai nama lengkap abu Hasan Ali ibn Husain ibn Ali Al Mas'udi. Lahir di Baghdad, Irak tahun 896.
Al-Mas'udi mampu menganalisis secara tajam dan mendalam tentang penyebab jatuh bangunnya suatu negara. Dengan pendekatan analitis dan ilmiahnya, dia mampu menyampaikan sebuah laporan mengenai penyebab gempa bumi yang terjadi pada tahun 955 M.
Al-Mas'udi pun mampu membahas Laut Merah serta masalah-masalah lainnya dalam ilmu bumi. Dia juga tercatat sebagai penulis pertama yang mengungkapkan adanya kincir angin ditemukan oleh Muslim Sijistan. Ia juga telah mendedikasikan dirinya bagi pengembangan musik, mengenal asal mula musik Arab dan musik-musik di negara lain. Al-Mas'udi juga tercatat sebagai saintis awal yang mencetuskan beberapa aspek dalam evolusi kehidupan dari mineral menjadi tanaman, tanaman menjadi binatang, dan binatang ke manusia.

14. Al Syarif Al Idrisi (Pengembang Ilmu Geografi)
Al Syarif Al Idrisi mempunyai nama lengkap Abu Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti. Lahir Ceuta, Maroko tahun 1100.
Beliau berhasil membuat bola peta dunia yang pertama daripada perak.

15. Ibnu Al-Awwam (Pengembang Ilmu Pertanian)
Ibnu Al Awwam mempunyai nama lengkap Abu Zakariya Yahya ibnu Muhammad ibnu Ahmad al- Awwam al-Ishbili.
Menghasilkan kitab mengenai pertanian dan penternakan yang diterjemahkan dalam pelbagai bahasa untuk rujukan petani serta peladang

Rabu, 16 November 2011

Sejarah Agama Islam

Agama Islam berasal dari Jazirah Arab, dimana sebelumnya orang Arab mayoritas adalah penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.
Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.

Agama Islam dimulai dari turunnya wahyu pertama abad ke 7 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah. Nabi Muhammad saw banyak menghabiskan waktu mudanya di Gua Hira, tempat beliau menyendiri untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Di gua hira itulah, pada usia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril dan menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Ajaran Islam yang diterimanya secara diam-diam disampaikan kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqunal-Awwalun" (Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam) dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.

Lambat laun Islam mulai berkembang secara luas di seluruh dunia. Kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.
Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terakhir tumbang.